suka masak dot com
Lebih dari 999.999 resep
makanan dan minuman.
Home » » KUE JOJORONG KHAS RANGKASBITUNG BANTEN

KUE JOJORONG KHAS RANGKASBITUNG BANTEN

Written By Taufani Nurindra Tantri on Sabtu, 19 September 2015 | 11.41


Indonesia memang kaya akan hasil bumi, ras, suku, dan agamanya. Dari berbagai aneka ragaman itulah lahir beberapa adat kebiasaan para leluhur kita yang salah satunya yaitu makanan khas dari berbagai daerah yang ada di negeri ini.

Salah satunya yaitu kue jojorong. Kue sederhana namun bercita rasa khas ini terbuat dari tepung dengan sedikit sentuhan gula dan daun pandan menjadikan kue ini berasa manis sedikit gurih dan beraroma sedap dan harum.

Kue yang berasal dari Banten ini, tepatnya di daerah Rangkasbitung, mempunyai tekstur yang sangat lembut. Saat kita cicipi, rasakan sensasi rasa dari lelehan gula aren yang begitu nikmat berpadu dengan aroma santan dalam bungkusan daun pisang.

Mari kita intip cara pembuatannya.


Bahan yang dibutuhkan :
  • 1/2 ons tepung kanji 
  • 2 ons tepung beras 
  • 2 1/2 ons gula merah, serut 
  • 50 cc air daun suji dan pandan 
  • 750 cc santan encer 
  • Garam secukupnya

Toping/Jajadul :
  • 2 sdm tepung kanji 
  • 200 cc santan kental dari 1 buah kelapa 

Tehnik pembuatannya :
  1. Campurkan tepung beras, tepung kanji, garam dan air suji  hingga rata. 
  2. Siapkan mangkok plastik kecil atau takir daun pisang. Masukkan gula merah, lalu tuang adonan pada poin satu hingga 3/4 bagian mangkuk/takir, kukus hingga matang.
  3. Toping/Jajadul: Campurlah semua bahan sampai merata, tuangkan ke atas adonan hijau. Kukus selama 5 menit hingga matang.

Tips
Gula aren yg digunakan bukanlah gula aren cair,  tapi gula aren yg diiris halus dan dicampur dengan gula pasir. Gulanya menjadi cair setelah dikukus pada proses memasak jojorong itu sendiri.
Agar daun takir/urung tidak mudah bocor saat dilipat, daun pisang sebaiknya dijemur dulu sktr 2-3 jam, atau setiap lembar dipanaskan selewatan (digarang) di atas bara api atau api kompor


SELAMAT MENIKMATI!!!

SHARE

About Taufani Nurindra Tantri

0 komentar :

Posting Komentar